Headlines News :
handphone-tablet

......................................................................................

......................................................................................

Kematian Yang Tidak Bisa Dihindari

Written By elkayis on Senin, 27 April 2015 | 22.33


“Seandainya kematian merupakan tempat peristirahatan yang tenang dari seluruh keluh kesah hidup manusia di dunia… niscaya kematian merupakan suatu kabar gembira yang dinanti-natikan bagi setiap insan… Akan tetapi kenyataannya berbeda… setelah kematian itu ada pertanggung jawaban dan ada kehidupan…”

Kematian Adalah Kepastian

Betapa banyak berita kematian yang sampai di telinga kita, mungkin mengkhabarkan bahwa tetangga kita, kerabat kita, saudara kita atau teman kita telah meninggal dunia, menghadap Allah Ta’ala. Akan tetapi betapa sedikit dari diri kita yang mampu mengambil pelajaran dari kenyataan tersebut. Saudaraku, kita tidak memungkiri bahwa datangnya kematian itu adalah pasti. Tidak ada manusia yang hidup abadi. Realita telah membuktikannya. Allah Ta’ala telah berfirman.

“Setiap jiwa pasti akan mengalami kematian, dan kelak pada hari kiamat saja lah balasan atas pahalamu akan disempurnakan, barang siapa yang dijauhkan oleh Allah Ta’ala dari neraka dan dimasukkan oleh Allah Ta’ala ke dalam surga, sungguh dia adalah orang yang beruntung (sukses).” (QS. Ali Imran : 185)

Allah Ta’ala juga telah berfirman,
“Katakanlah (wahai Muhammad) sesungguhnya kematian yang kalian lari darinya pasti akan mendatangi kalian, kemudian kalian akan dikembalikan kepada Dzat Yang Maha Mengetahui apa yang tersembunyi dan apa yang nampak, kemudian Allah Ta’ala akan memberitahukan kepada kalian setiap amalan yang dahulu kalian pernah kerjakan.” (QS. Al Jumu’ah : 8)

Saudaraku, kematian itu milik setiap manusia. Semuanya akan menjumpai kematian pada saatnya. Entah di belahan bumi mana kah manusia itu berada, entah bagaimanapun keadaanya, laki-laki atau perempuan kah, kaya atau miskin kah, tua atau muda kah, semuanya akan mati jika sudah tiba saatnya. Allah Ta’ala berfirman,

“Dan bagi tiap-tiap jiwa sudah ditetapkan waktu (kematiannya), jika telah tiba waktu kematian, tidak akan bisa mereka mengundurkannya ataupun mempercepat, meskipun hanya sesaat” (QS. Al A’raf :34)

Saudaraku, silakan berlindung di tempat manapun, tempat yang sekiranya adalah tempat paling aman menjadi persembunyian. Mungkin kita bisa lari dari kejaran musuh, selamat dari kejaran binatang buas, lolos dari kepungan bencana alam. Namun, kematian itu tetap akan menjemput diri kita, jika Allah Ta’ala sudah menetapkan. Allah Ta’alaberfirman,

“Dan dimanapun kalian berada, niscaya kematian itu akan mendatangi kalian, meskipun kalian berlindung di balik benteng yang sangat kokoh.” (QS. An Nisa : 78)

Kematian Adalah Rahasia Sang Pencipta

Kematian manusia sudah Allah Ta’ala tetapkan atas setiap hamba-Nya sejak awal penciptaan manusia. Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya proses penciptaan manusia di dalam perut ibu, berlangsung selama 40 hari dalam bentuk air mani, kemudian menjadi segumpal darah yang menggantung selama 40 hari, kemudian menjadi segumpal daging  selama 40 hari juga. Kemudian Allah mengutus seorang malaikat untuk meniupkan ruh pada janin tersebut, dan diperintahkan untuk mencatat empat ketetapan : rezekinya, kematiannya, amalannya, dan akhir kehidupannya, menjadi orang bahagia ataukah orang yang celaka….” (HR. Bukhari dan Muslim)

Allah Ta’ala telah berfirman,
“Sesungguhnya di sisi Allah sajalah pengetahuan tentang (kapankah) datangnya hari kiamat, dan Dia-lah yang menurunkan air hujan, dan Dia lah yang mengetahui tentang apa yang ada di dalam rahim, dan tidak ada seorang pun yang mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dia kerjakan esok haridan tidak ada seorang pun yang mengetahui di bumi manakah dia akan mati..” (QS. Luqman : 34)

Saudaraku, jika kita tidak tahu di bumi manakah kita akan mati, di waktu kapan kah kita akan meninggal, dan dengan cara apakah kita akan mengakhiri kehidupan dunia ini, masih kah kita merasa aman dari intaian kematian…? Siapa yang bisa menjamin bahwa kita bisa menghirup segarnya udara pagi esok hari…? Siapa yang bisa menjamin kita bisa tertawa esok hari…? Atau…. siapa tahu sebentar lagi giliran kematian Anda wahai Saudaraku…

Di manakah saudara-saudara kita yang telah meninggal saat ini…? Yang beberapa waktu silam masih sempat tertawa dan bercanda bersama kita… Saat ini mereka sendiri di tengah gelapnya himpitan kuburan… Berbahagialah mereka yang meninggal dengan membawa amalan sholeh… dan sungguh celaka mereka yang meninggal dengan membawa dosa dan kemaksiatan…

Faidah Mengingat Kematian

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perbanyaklah kalian mengingat pemutus kelezatan dunia”. Kemudian para shahabat bertanya. “Wahai Rasulullah apakah itu pemutus kelezatan dunia?” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Kematian” (HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, hadits dari shahabat Abu Hurairah)

Ad Daqaaq rahimahullahu mengatakan, “Barangsiapa yang banyak mengingat kematian, maka akan dianugerahi oleh Allah tiga keutamaan, [1] bersegera dalam bertaubat, [2] giat dan semangat dalam beribadah kepada Allah, [3] rasaqana’ah dalam hati (menerima setiap pemberian Allah)” (Al Qiyamah Ash Shugra, Syaikh Dr. Umar Sulaiman Al Asyqar)

Bersegera dalam Bertaubat

Sudah dapat dipastikan bahwa manusia adalah makhluk yang banyak dosa dan kemaksiatan. Seorang manusia yang banyak mengingat kematian, dirinya sadar bahwa kematian senantiasa mengintai. Dia tidak ingin menghadap AllahTa’ala dengan membawa setumpuk dosa yang akan mendatangkan kemurkaan Allah Ta’ala. Dia akan sesegera mungkin bertaubat atas dosa dan kesalahannya, kembali kepada Allah Ta’ala. Allah telah berfirman,

“Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah bagi orang-orang yang mengerjakan keburukan dikarenakan kebodohannya, kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima taubatnya oleh Allah, dan Allah Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana” (QS. An Nisa : 17)

Maksud dari berbuat keburukan karena kebodohan dalam ayat di atas, bukanlah kebodohan seorang yang tidak mengetahui sama sekali bahwa apa yang dia kerjakan merupakan sebuah keburukan. Orang yang berbuat buruk dan tidak mengetahui sama sekali tidak akan dihukum oleh Allah. Akan tetapi yang dimaksud kebodohan di sini adalah seseorang yang mengetahui bahwa apa yang dia lakukan adalah keburukan, namun dia tetap saja melakukannya lantaran dirinya dikuasai oleh hawa nafsu. Inilah makna kebodohan dalam ayat di atas. (Syarah Qowaidul Arba’ Syaikh Sholeh Fauzan).
Allah Ta’ala berfirman, “Dan bersegeralah menuju ampunan dari Rabb kalian dan menuju surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang telah dipersiapkan (oleh Allah) bagi orang-orang ynag bertaqwa” (QS. Ali Imran : 133)

Giat dan Semangat dalam Beribadah kepada Allah

Seorang yang banyak mengingat kematian, akan senantiasa memanfaatkan waktunya untuk beribadah kepada AllahTa’ala. Suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Abdullah Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, “Jadilah engkau di dunia ini bagaikan seorang yang asing atau seorang yang sedang menempuh perjalanan yang jauh”,mendengar sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ini, lantas Abdullah ibnu Umar berkata, “Jika engkau berada di sore hari jangan engkau tunggu datangnya pagi hari, jika engkau berada di pagi hari jangan engkau tunggu datangnya sore hari, pergunakanlah waktu sehatmu (dalam ketaatan kepada Allah) sebelum datangnya waktu sakitmu, dan pergunakanlah waktu hidupmu sebelum kematian datang menjemputmu.” (HR. Bukhari)

Rasa Qana’ah di Dalam Hati

Allah Ta’ala akan menanamkan rasa qana’ah di dalam hati seseorang yang banyak mengingat kematian. Rasa qana’ahyang membuat seseorang merasa cukup terhadap setiap pemberian Allah Ta’ala, bagaimanapun dan berapa pun pemberian Allah. Suatu saat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyampaikan nasehat kepada Abu Dzar. Abu Dzar berkata,
“Kekasihku yakni Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintah tujuh perkara padaku, (di antaranya): Beliau memerintahkanku agar mencintai orang miskin dan dekat dengan mereka, dan beliau memerintahkan aku agar melihat orang yang berada di bawahku (dalam masalah harta dan dunia), juga supaya aku tidak memperhatikan orang yang berada di atasku. …” (HR. Ahmad. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Seseorang yang banyak mengingat kematian, meyakini bahwa segala pemberian Allah dari perbendaharaan dunia adalah titipan dari Allah. Seluruhnya akan diambil kembali oleh Allah, dan akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah Ta’ala atas seluruh pemberian tersebut. Nas’alullaha al afiyah.

Kehidupan setelah Kematian

“Saudaraku, seandainya kematian merupakan tempat peristirahatan yang tenang dari seluruh keluh kesah hidup manusia di dunia… niscaya kematian merupakan suatu kabar gembira yang dinanti-natikan bagi setiap manusia… Akan tetapi kenyataannya berbeda… setelah kematian itu ada pertanggung jawaban dan ada kehidupan… kehidupan yang sebenarnya…”

Diantara keimanan kepada hari kiamat adalah meyakini bahwa setelah kematian ini ada kehidupan. Semuanya akan berlanjut ke alam kubur kemudian ke alam akhirat. Di sana ada pengadilan Allah Ta’ala yang Maha Adil. Semua manusia akan diadili, mempertanggungjawabkan setiap amalan yang dia perbuat. Allah Ta’ala berfirman,

“Barangsiapa yang berbuat kebaikan meskipun sekecil biji dzarah, niscaya dia akan melihat hasilnya, dan barang siapa yang berbuat keburukan meskipun sekecil biji dzarah, niscaya dia akan melihat akibatnya” (QS. Al Zalzalah: 7-8)

Terakhir Saudaraku, jadilah orang yang cerdas. Orang yang cerdas dalam memandang hakikat kehidupan di dunia ini. Abdullah Ibnu Umar dia pernah berkata‘Aku bersama Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu seorang laki-laki Anshar datang kepada beliau, kemudian mengucapkan salam kepada beliau, lalu dia berkata, ‘Wahai Rasulullah, manakah di antara kaum mukminin yang paling utama?’. Beliau menjawab, ‘Yang paling baik akhlaknya di antara mereka.’ Dia berkata lagi, ‘Manakah di antara kaum mukminin yang paling cerdas?’. Beliau menjawab, ‘Yang paling banyak mengingat kematian di antara mereka, dan yang paling baik persiapannya setelah kematian. Mereka itu orang-orang yang cerdas.’” (HR. Ibnu Majah)

Semoga bermanfaat. Allahul Muwaffiq ila Aqwamit Thariq

*Sumber : Daulahislam.com

Khonsa, Anak Seorang Aktivis Masjid Menderita Tumor

Written By elkayis on Minggu, 26 April 2015 | 16.17


Ambon – Khonsa lahir tujuh tahun lalu dalam kondisi tidak normal. Ada lubang kecil di lehernya yang terus-menerus mengeluarkan cairan. Kondisi seperti itu terus berlangsung hingga kini. Kemampuan konomi yang terbatas serta tidak adanya sarana kesehatan yang memadai di daerahnya menjadi penyebabnya.
Khonsa tinggal di Ambon bersama neneknya serta adiknya. Sementara ayah Khonsa adalah seorang aktivis masjid yang terjerat kasus hukum. Ibu Khonsa sementara waktu tinggal di Jakarta—menumpang di rumah sepupu—untuk bisa menjenguk suaminya sesekali di penjara.

Sepekan yang lalu, tepatnya hari Sabtu (18/4/2015) relawan Solidaritas Muslim berkesempatan menemui ibu Khonsa (Ilma) di Jakarta dan menyerahkan donasi untuk memeriksakan Khonsa ke dokter spesialis di kota Ambon. Menurut hasil diagnosa, Khonsa menderita penyakit Fistula Regio Colli Dextra, semacam benjolan di dalam leher, sementara lubang di leher adalah saluran yang agak panjang masuk ke dalam yang pangkalnya adalah benjolan. Adapun benjolan tersebut semacam tumor yang berkembang sesuai dengan perkembangan anak.
Untuk pengobatan berikutnya, dalam waktu dekat Khonsa akan dibawa ke Jakarta karena peralatan rumah sakit di Ambon kurang memadai.

Mari kita bantu meringankan beban yang saat ini sedang dialami oleh keluarga ibu Ilma. Salurkan donasi Anda melalui rekening BNI Syariah 0359696372; BSM 7151120142; a.n. SOLIDARITAS MUSLIM.
Demi kedisiplinan amanah dan untuk memudahkan penyaluran agar tidak bercampur dengan program lainnya, tambahkan nominal Rp. 500 (lima ratus rupiah) di akhir donasi. Konfirmasi transfer : 081227182211, Nama_Alamat_Bank_Nominal Donasi. Contoh : Ahmad_Solo_BSM_100.500.
Apabila biaya yang diperlukan Khonsa sudah tercukupi atau selesai, maka donasi dialihkan untuk program Solidaritas Muslim lainnya.[Solidaritas Muslim]
web                 : www.solidaritasmuslim.comEMAIL           : solidaritasmuslim14@gmail.comFB                   : Solidaritas Muslim Official
Twiter            : @infaqsm
Call / WA      : 0812 2718 2211
PIN BB          : 52A43908

Wanita Haid Tidak Luput Pahala

Sebagian Muslimah menganggap masa haidh sebagai masa libur beribadah atau masa santai-santai.  Bahkan, ada Muslimah yang merasa gembira bila tiba waktu haidh karena tidak dibebani dengan kewajiban shalat dan puasa. Sehingga tidak sedikit kaum Muslimah yang mengalami pasang surut dalam aspek keimanan.
Seyogyanya bagi kaum Muslimah pada masa haidh tak luput dengan pahala. Mereka bisa menuai pahala melalui berbagai aktivitas peribadatan yang tidak dilarang oleh syari’at Islam.
Diantara bekal-bekal peribadatan mengisi masa haidh adalah sebagai berikut;

  1. Memperbanyak dzikir dalam setiap keadaan.
Saudariku, dzikir merupakan amalan agung lagi mulia. Dzikir merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Alloh subhanahu wa ta’ala dengan sedekat-dekatnya. Alloh memerintahkan kepada kita agar memperbanyak dzikir.
 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا (41)  وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا (42)
“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Alloh, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” (QS. al-Ahzab [33] : 41-42)
Kepada orang yang berdzikir, Alloh subhanahu wa ta’ala menyediakan beragam pahala yang indah, tempat kembali yang baik dan kehidupan yang menyenangkan.
Sebagai Muslimah, hendaknya memperbanyak dzikir di masa haidh dengan mengucapkan;alhamdulillah, Allohu akbar, subhanalloh, subhanalloh wa bihamdih, laahaula walaa quwwata illa billah, subhanalloh  wa bihamdihi subhanallohil ‘azhim, dan dziki-dzikir shohih lain yang sesuai dengan petunjuk Nabi Muhammad sholallohu alaihi wasallam.
  1. Menuntut Ilmu.
Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap Muslim dan Muslimah. Menuntut ilmu merupakan jalan menuju surga. Siapa saja yang memiliki ilmu dan beramal dengannya, niscaya ia akan bahagia di dunia dan akhirat. Siapa saja yang dikendaki oleh Alloh ta’ala kebaikan, maka ia akan dipahamkan permasalahan agama.
Rosululloh sholallohu alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa yang Alloh menghendaki kebaikan pada dirinya, maka Alloh akan memberinya pemahaman dalam agama.” (HR. al-Bukhori dan Muslim)
Pada masa kini sarana menuntut ilmu semakin mudah dan bervariasi. Kaum Muslimah bisa mendatangi majelis taklim mingguan atau menuntut ilmu melalui sarana elektronik seperti; mendengar ceramah Islami di CD, internet, dan radio Islami. Bila hal tersebut tidak memungkinkan, majalah Islami dan buku-buku Islami pun bisa dimanfaatkan sebagai sarana mendulang ilmu.
  1. Doa
Doa merupakan ibadah yang sederhana dan bersifat mudah. Doa bisa dilakukan pada malam maupun siang hari. Doa merupakan senjata ampuh bagi orang-orang yang beriman. Bagiwanita yang haidh diperbolehkan berdoa untuk memohon keteguhan agamanya, istiqomah di jalan kebenaran, memohon kebahagiaan dunia dan akhirat serta doa yang bermanfaat lainnya.
Diriwayatkan dari Syahr bin Hausyab rodhiallohu anhu, ia berkata, “Aku bertanya kepada Ummu Salamahh, “Wahai Ummu Salamah, doa apa yang paling sering diucapkan oleh Rosululloh ketika beliau berada di rumahmu?” Ummu Salamah berkata, “Doa yang paling sering beliau baca adalah:
(( يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ ))
“Wahai Dzat yang membolak-balikan hati, teguhkanlah hatiku di atas agamamu.” (HR. at-Tirmidzi)
  1. Tilawah al-Qur’an.
Al-Qur’an merupakan mata air hidayah bagi orang-orang yang bertakwa. Ia merupakan pelita, cahaya dan penerang bagi setiap manusia menuju jalan kebenaran. Membaca al-Qur’an membuahkan nilai pahala luar biasa. Satu huruf saja bagi pembacanya akan memperoleh sepuluh kebaikan. Bayangkan jikalau seorang Muslimah membaca satu juz dari al-Qur’an setiap harinya, berapakah pahala yang akan diperolehnya?
Rosululloh sholallohu alaihi wasallam bersabda;
“Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitabullah, maka baginya satu kebaikan dan satu kebaikan itu dilipatgandakan menjadi sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan alif laam mim(الم) itu satu huruf, akan tetapi alif (ا) satu huruf, lam (ل) satu huruf dan mim (م) satu huruf.”(HR. at-Tirmidzi)
Adapun mengenai hukum membaca al-Qur’an bagi wanita haidh, maka menurut pendapat yang lebih mendekati kebenaran diperbolehkan. Sebab hadits yang melarang bagi wanita haidh membaca al-Qur’an derajatnya lemah sehingga tidak bisa dijadikan sebagai dasar.
Setiap manusia memiliki kesalahan dan dosa. Barangkali sudah tak terhitung kesalahan dan dosa yang kita lakukan, baik yang diketahui maupun yang tidak diketahui, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Salah satu cara memperbaiki kesalahan dan dosa masa lalu adalah dengan memperbanyak istighfar.
Secara khusus, Rosululloh sholallohu alaihi wasallam memerintahkan kepada kaum wanita untuk memperbanyak istighfar.
Beliau sholallohu alaihi wasallam bersabda;
“Wahai para wanita, bersedekahlah kalian dan perbanyaklah istighfar, karena aku melihat mayoritas penghuni neraka adalah kalian.” (HR. Muslim)
Tatkala kaum Muslimah mengalami haidh hendaknya memperbanyak istighfar dan menjauhkan segala perbuatan yang dapat mengotori dan meracuni hatinya. Sebisa mungkin lisannya senantiasa basah untuk berdzikir dan beristighfar kepada Alloh subhanahu wa ta’ala.
  1. Bercumbu dengan suami.
Wanita haidh boleh bercumbu dengan suaminya selama tidak melakukan jima’.
Rosululloh sholallohu alaihi wasallam bersabda;
Lakukanlah segala sesuatu (terhadap wanita haidh) selain jima’.” (HR. Muslim)
Dari ‘Aisyah rodhiallohu anha, ia berkata: “Bahwa di antara istri-istri Nabi sholallohu alaihi wasallam ada yang mengalami haidh. Rosululloh sholallohu alaihi wasallam ingin bercumbu dengannya. Lantas beliau memerintahkannya untuk memakai kain agar menutupi tempat memancarnya darah haidh, kemudian beliau tetap mencumbunya (di atas kain). Aisyah berkata, “Adakah di antara kalian yang bisa menahan hasratnya (untuk berjima’) sebagaimana Nabisholallohu alaihi wasallam menahannya?” (HR. al-Bukhori dan Muslim)
Demikianlah beberapa amalan utama bagi wanita haid di dalam islam. Semoga bermanfaat.
Wallohu a’lam.
Artikel: Gerimis
*Sumber : Fajrifm.com

Membuka Pintu Langit dengan Sabar dan Do'a

Written By elkayis on Sabtu, 25 April 2015 | 17.08

Sahabat, banyak masalah besar yang menurut logika dan kemampuan kita TIDAK MUNGKIN kita mampu menyelesaikannya, tapi ternyata ketika PINTU LANGIT TERBUKA dan ALLAH SWT ' MENGULURKAN TANGANNYA ', maka dalam sekejap masalah itu selesai begitu saja.

Selama kita masih YAKIN akan kekuasaan Allah dan mau melibatkan Tangan Allah SWT dalam berbagai persoalan kehidupan, maka tak ada hal yang mustahil yang tidak mampu kita selesaikan.

Ini adalah kisah nyata, Seorang istri menceritakan kisah suaminya pada tahun 1415 H, ia berkata :

Suamiku adalah seorang pemuda yang gagah, semangat, rajin, tampan, berakhlak mulia, taat beragama, dan berbakti kepada kedua orang tuanya. Ia menikahiku pada tahun 1390 H. Aku tinggal bersamanya (di kota Riyadh) di rumah ayahnya sebagaimana tradisi keluarga-keluarga Arab Saudi. Aku takjub dan kagum dengan baktinya kepada kedua orang tuanya. Aku bersyukur dan memuji Allah yang telah menganugerahkan kepadaku suamiku ini. Kamipun dikaruniai seorang putri setelah setahun pernikahan kami.

Lalu suamiku pindah kerjaan di daerah timur Arab Saudi. Sehingga ia berangkat kerja selama seminggu (di tempat kerjanya) dan pulang tinggal bersama kami seminggu. Hingga akhirnya setelah 3 tahun, dan putriku telah berusia 4 tahun… Pada suatu hari yaitu tanggal 9 Ramadhan tahun 1395 H tatkala ia dalam perjalanan dari kota kerjanya menuju rumah kami di Riyadh ia mengalami kecelakaan, mobilnya terbalik. Akibatnya ia dimasukkan ke Rumah Sakit, ia dalam keadaan koma. Setelah itu para dokter spesialis mengabarkan kepada kami bahwasanya ia mengalami kelumpuhan otak. 95 persen organ otaknya telah rusak. Kejadian ini sangatlah menyedihkan kami, terlebih lagi kedua orang tuanya lanjut usia. Dan semakin menambah kesedihanku adalah pertanyaan putri kami (Asmaa') tentang ayahnya yang sangat ia rindukan kedatangannya. Ayahnya telah berjanji membelikan mainan yang disenanginya…
Kami senantiasa bergantian menjenguknya di Rumah Sakit, dan ia tetap dalam kondisinya, tidak ada perubahan sama sekali. Setelah lima tahun berlalu, sebagian orang menyarankan kepadaku agar aku cerai darinya melalui pengadilan, karena suamiku telah mati otaknya, dan tidak bisa diharapkan lagi kesembuhannya. Yang berfatwa demikian sebagian syaikh -aku tidak ingat lagi nama mereka- yaitu bolehnya aku cerai dari suamiku jika memang benar otaknya telah mati. Akan tetapi aku menolaknya, benar-benar aku menolak anjuran tersebut.

Aku tidak akan cerai darinya selama ia masih ada di atas muka bumi ini. Ia dikuburkan sebagaimana mayat-mayat yang lain atau mereka membiarkannya tetap menjadi suamiku hingga Allah melakukan apa yang Allah kehendaki.

Akupun memfokuskan konsentrasiku untuk mentarbiyah putri kecilku. Aku memasukannya ke sekolah tahfiz al-Quran hingga akhirnya iapun menghafal al-Qur'an padahal umurnya kurang dari 10 tahun. Dan aku telah mengabarkannya tentang kondisi ayahnya yang sesungguhnya. Putriku terkadang menangis tatkala mengingat ayahnya, dan terkadang hanya diam membisu.

Putriku adalah seorang yang taat beragama, ia senantiasa sholat pada waktunya, ia sholat di penghujung malam padahal sejak umurnya belum 7 tahun. Aku memuji Allah yang telah memberi taufiq kepadaku dalam mentarbiyah putriku, demikian juga neneknya yang sangat sayang dan dekat dengannya, demikian juga kakeknya rahimahullah.

Putriku pergi bersamaku untuk menjenguk ayahnya, ia meruqyah ayahnya, dan juga bersedekah untuk kesembuhan ayahnya.
Pada suatu hari di tahun 1410 H, putriku berkata kepadaku : Ummi biarkanlah aku malam ini tidur bersama ayahku...
Setelah keraguan menyelimutiku akhirnya akupun mengizinkannya.

Putriku bercerita :

Aku duduk di samping ayah, aku membaca surat Al-Baqoroh hingga selesai. Lalu rasa kantukpun menguasaiku, akupun tertidur. Aku mendapati seakan-akan ada ketenangan dalam hatiku, akupun bangun dari tidurku lalu aku berwudhu dan sholat –sesuai yang Allah tetapkan untukku-.

Lalu sekali lagi akupun dikuasai oleh rasa kantuk, sedangkan aku masih di tempat sholatku. Seakan-akan ada seseorang yang berkata kepadaku, "Bangunlah…!!, bagaimana engkau tidur sementara Ar-Rohmaan (Allah) terjaga??, bagaimana engkau tidur sementara ini adalah waktu dikabulkannya doa, Allah tidak akan menolak doa seorang hamba di waktu ini??"

Akupun bangun…seakan-akan aku mengingat sesuatu yang terlupakan…lalu akupun mengangkat kedua tanganku (untuk berdoa), dan aku memandangi ayahku –sementara kedua mataku berlinang air mata-. Aku berkata dalam do'aku, "Yaa Robku, Yaa Hayyu (Yang Maha Hidup)…Yaa 'Adziim (Yang Maha Agung).., Yaa Jabbaar (Yang Maha Kuasa)…, Yaa Kabiir (Yang Maha Besar)…, Yaa Mut'aal (Yang Maha Tinggi)…, Yaa Rohmaan (Yang Maha Pengasih)…, Yaa Rohiim (Yang Maha Penyayang)…, ini adalah ayahku, seorang hamba dari hamba-hambaMu, ia telah ditimpa penderitaan dan kami telah bersabar, kami Memuji Engkau…, kemi beriman dengan keputusan dan ketetapanMu baginya…

Ya Allah…, sesungguhnya ia berada dibawah kehendakMu dan kasih sayangMu.., Wahai Engkau yang telah menyembuhkan nabi Ayyub dari penderitaannya, dan telah mengembalikan nabi Musa kepada ibunya…Yang telah menyelamatkan Nabi Yuunus dari perut ikan paus, Engkau Yang telah menjadikan api menjadi dingin dan keselamatan bagi Nabi Ibrahim…sembuhkanlah ayahku dari penderitaannya…

Ya Allah…sesungguhnya mereka telah menyangka bahwasanya ia tidak mungkin lagi sembuh…Ya Allah milikMu-lah kekuasaan dan keagungan, sayangilah ayahku, angkatlah penderitaannya…"

Lalu rasa kantukpun menguasaiku, hingga akupun tertidur sebelum subuh.

Tiba-tiba ada suara lirih menyeru.., "Siapa engkau?, apa yang kau lakukan di sini?". Akupun bangun karena suara tersebut, lalu aku menengok ke kanan dan ke kiri, namun aku tidak melihat seorangpun. Lalu aku kembali lagi melihat ke kanan dan ke kiri…, ternyata yang bersuara tersebut adalah ayahku…

Maka akupun tak kuasa menahan diriku, lalu akupun bangun dan memeluknya karena gembira dan bahagia…, sementara ayahku berusaha menjauhkan aku darinya dan beristighfar. Ia barkata, "Ittaqillah…(Takutlah engkau kepada Allah….), engkau tidak halal bagiku…!". Maka aku berkata kepadanya, "Aku ini putrimu Asmaa'". Maka ayahkupun terdiam. Lalu akupun keluar untuk segera mengabarkan para dokter. Merekapun segera datang, tatkala mereka melihat apa yang terjadi merekapun keheranan.

Salah seorang dokter Amerika berkata –dengan bahasa Arab yang tidak fasih- : "Subhaanallahu…". Dokter yang lain dari Mesir berkata, "Maha suci Allah Yang telah menghidupkan kembali tulang belulang yang telah kering…". Sementara ayahku tidak mengetahui apa yang telah terjadi, hingga akhirnya kami mengabarkan kepadanya. Iapun menangis…dan berkata, اللهُ خُيْرًا حًافِظًا وَهُوَ يَتَوَلَّى الصَّالِحِيْنَ Sungguh Allah adalah Penjaga Yang terbaik, dan Dialah yang Melindungi orang-orang sholeh…, demi Allah tidak ada yang kuingat sebelum kecelakaan kecuali sebelum terjadinya kecelakaan aku berniat untuk berhenti melaksanakan sholat dhuha, aku tidak tahu apakah aku jadi mengerjakan sholat duha atau tidak..??

Sang istri berkata : Maka suamiku Abu Asmaa' akhirnya kembali lagi bagi kami sebagaimana biasnya yang aku mengenalinya, sementara usianya hampir 46 tahun. Lalu setelah itu kamipun dianugerahi seorang putra, Alhamdulillah sekarang umurnya sudah mulai masuk tahun kedua. Maha suci Allah Yang telah mengembalikan suamiku setelah 15 tahun…, Yang telah menjaga putrinya…, Yang telah memberi taufiq kepadaku dan menganugerahkan keikhlasan bagiku hingga bisa menjadi istri yang baik bagi suamiku…meskipun ia dalam keadaan koma…

Maka janganlah sekali-kali kalian meninggalkan do'a…, sesungguhnya tidak ada yang menolak qodoo' kecuali do'a…barang siapa yang menjaga syari'at Allah maka Allah akan menjaganya.

Jangan lupa juga untuk berbakti kepada kedua orang tua… dan hendaknya kita ingat bahwasanya di tangan Allah lah pengaturan segala sesuatu…di tanganNya lah segala taqdir, tidak ada seorangpun selainNya yang ikut mengatur…

Ini adalah kisahku sebagai 'ibroh (pelajaran), semoga Allah menjadikan kisah ini bermanfaat bagi orang-orang yang merasa bahwa seluruh jalan telah tertutup, dan penderitaan telah menyelimutinya, sebab-sebab dan pintu-pintu keselamatan telah tertutup…

Maka ketuklah pintu langit dengan do'a, dan yakinlah dengan pengabulan Allah….
Demikianlah….Alhamdulillahi Robbil 'Aaalamiin (SELESAI…)

          Janganlah pernah putus asa…jika Tuhanmu adalah Allah…
          Cukup ketuklah pintunya dengan doamu yang tulus…
          Hiaslah do'amu dengan berhusnudzon kepada Allah Yang Maha Suci
          Lalu yakinlah dengan pertolongan yang dekat dariNya…

(sumber : http://www.muslm.org/vb/archive/index.php/t-416953.html , Diterjemahkan oleh Firanda Andirja)

*sumber : firanda.com

Batu Bertuah Pengoyak Aqidah

Written By elkayis on Jumat, 24 April 2015 | 18.34

Akhir-akhir ini demam batu mulia sedang marak terjadi. Merebak di mana-mana bagaikan jamur di musim hujan. Dari pusat kota hingga pelosok daerah. Baik kalangan tua ataupun muda ingin memiliki berbagai macam permata dengan keindahan yang beragam. Walaupun harus ditebus dengan harga menjulang, banyak orang rela merogoh kocek dalam-dalam demi mendapat permata yang menawan. 
Tak dapat dinyana, permata memang memiliki sejuta pesona. Gegap gempitanya lintas area, lintas usia.

Namun apa sih sebenarnya permata itu? Permata sebenarnya adalah sebuah mineral atau batuan yang terbentuk dari proses geologi yang unsurnya terdiri atas satu atau beberapa komponen kimia.
Beragam keindahan tampak dari berbagai jenis batu yang ada. Seperti yang berjenis bacan, opal, safir, zamrud maupun amethyst. Dari warna hijau, ungu, jingga, biru, merah hingga yang memiliki guratan khas tersendiri.
Indonesia sebagai negeri dengan sumber daya alam yang melimpah tentunya memiliki beragam jenis batu permata. Permata yang sedang popular saat ini dikenal dengan sebutan batu akik. Seperti misalnya batu opal di Indonesia, yang lebih dikenal dengan istilah kalimaya dan banyak ditemukan di daerah Banten. Batu akik Sungai Dareh yang berasal dari Sumatera Selatan. Dan batu bacan yang banyak ditemukan di daerah Halmahera Selatan, Maluku Utara tepatnya di Pulau Bacan.
Beragam permata banyak dijadikan sebagai perhiasan karena keindahannya. Sudah menjadi fitrah bagi manusia memang menyukai keindahan. Namun, sungguh amat disayangkan apabila keindahan tersebut tergores oleh keyakinan hati yang dikelabui oleh syaitan untuk menggelincirkan aqidah dan mengoyak tauhid kita.
Sehingga terbitlah rasa riya’ karena nilai dari batu tersebut, merasa diri lebih bergengsi dan merasa diri lebih menawan daripada yang lain. Atau meyakini bahwa batu tersebut bertuah, memiliki kekuatan mistis, kesaktian, atau keistimewaan yang sangat dahsyat, sehingga dianggap dapat menolak bala (bahaya) dan mendatangkan manfaat tertentu. Dan pada akhirnya menjerumuskan kita pada syirik. Na’udzubillahi min dzalik.
Padahal batu tersebut tak lain hanyalah cipataan Allah swt semata. Untuk mencapai keindahannya saja batu tersebut harus dipoles dan dipasangkan dengan ring-nya. Lalu bagaimana mungkin batu tersebut bertuah atau memiliki kekuatan dahsyat yang dapat menolak bahaya, sedangkan batu itu sendiri tak kuasa menolak untuk dipoles dan dipasangkan dengan ringnya. Maka sudah sepatutnya sebagai seorang muslim kita waspada. Jangan sampai kita terlena akan fenomena keindahan batu “bertuah” yang pada akhirnya akan mengoyak aqidah kita.
Batu permata dengan segala keindahannya cukuplah menjadi perhiasan saja. Perhiasan yang seharusnya membuat kita berpikir dan bersyukur. Berpikir jika batu permatanya saja sudah indah, apalagi yang menciptakannya yaitu Allah swt. Berfikir untuk apa Allah swt menciptakan batu permata jika bukan sekedar sebagai perhiasan bagi hamba-hambanya, bukan untuk menjadi tandingan-Nya. Cukuplah kita berlindung dan berharap pada Allah SWT, penguasa semesta raya.
Kita bersyukur masih diberikan nikmat untuk menikmati salah satu keindahan yang Allah SWT ciptakan, yaitu dengan cara taat kepada-Nya. Taat pada semua yang telah disyari’atkan-Nya dan berjuang merealisasikan janji Allah swt dan kabar gembira rasul-Nya dengan kembalinya Daulah al Khilafah ar Rasyidah untuk melanjutkan kembali kehidupan Islam di muka bumi ini.

Oleh: Acile Fakhma
*Sumber : kiblat.net

Sekilas Tentang Bulan Rajab

Written By elkayis on Rabu, 22 April 2015 | 18.15


Alhamdulillah, tak terasa kita sudah memasuki bulan Rajab yang merupakan salah satu dari empat “ al-asyhuril hurum “ (bulan-bulan mulia), dimana dibulan-bulan ini kita dianjurkan untuk memperbanyak ibadah yang dicontohkan nabi kita Muhammad – shallallahu ‘alaihi wasallam - karena pahalanya akan dilipat gandakan, juga diperintahkan untuk meninggalkan peperangan ( genjatan senjata ) sebagai bentuk penghormatan terhadap bulan-bulan mulia ini ; dan sebagaimana dilipat gandakannya pahala maka dosa-pun dilipat gandakan bagi yang berma’shiat ataupun melakukan amalan-amalan yang tidak ada dasarnya –wal’iyaadzu billah-.

Ke-empat bulan mulia tersebut yaitu: Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. sebagaimana sabda nabi Muhammad –shallallahu ‘alaihi wasallam-:
عن أبي بكرة، عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال: ” إن الزمان قد استدار كهيئته يوم خلق الله السموات والأرض، السنة اثنا عشر شهرا، منها أربعة حرم، ثلاثة متواليات: ذو القعدة، وذو الحجة، والمحرم، ورجب شهر مضر الذي بين جمادى وشعبان “( رواه البخاري 6/83, ومسلم 1/1305 )

Dari Abi bakrah, dari Nabi –shallallahu ‘alaihi wasallam- beliau bersabda: “Sesungguhnya masa itu telah berputar sebagaimana keadaannya disaat Allah menciptakan langit dan bumi, satu tahun itu ada dua belas bulan, diantaranya ada empat bulan mulia, tiga bulan diantaranya berturut-turut yaitu: Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab Mudhar* yaitu antara Jumad dan Sya’ban. (HR.Bukhari 6/83, Muslim 1/1305).

Pendapat para ulama tentang dilipat gandakan-nya pahala dan dosa di bulan-bulan mulia ini berdasarkan firman Allah ta’ala:
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ

Sesungguhnya bilangan bulan disisi Allah ialah dua belas bulan dalam ketetapan Allah diwaktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya terdapat empat bulan haram, itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kalian menganiaya diri kalian sendiri pada bulan-bulan tersebut.” (QS. At-taubah:36)

Imam Ibnu Katsir –rahimahullah- menafsirkan bahwa dhomir “فيهن” dalam firman Allah “فلا تظلموا فيهن أنفسكم” itu kembali pada empat bulan haram, karena pada empat bulan tersebut dosa-dosa dilipat gandakan. (jadi arti bebasnya kurang lebih: maka janganlah kalian menganiaya diri kalian sendiri pada empat bulan haram tersebut.pen).

Kemudian beliau menukil perkataan Qotadah –radhiallahu ‘anhu-:”sesungguhnya kedzaliman yang dilakukan pada bulan haram lebih besar dosanya dibanding kedzoliman yang dilakukan pada bulan-bulan selainnya, walaupun kedzoliman itu perkara yang besar dalam setiap keadaan akan tetapi Allah membesarkan sesuatu (di waktu-waktu tertentu) sebagaimana yang Dia kehendaki”.

Dan beliau juga menyebutkan perkataan Ali bin Abi Thalhah dari Ibnu Abbas (radhiallahu ‘anhuma) bahwa dhamir tersebut kembali pada semua bulan (dua belas bulan) kemudian dikhususkan empat bulan mulia dari dua belas bulan tersebut, dan Allah agungkan kemuliaannya dengan dijadikan dosa yang dilakukan pada bulan-bulan tersebut berlipat ganda sebagaimana dilipat gandakan pula pahala amal shaleh.(jadi artinya kurang lebih: maka janganlah kalian menganiaya diri kalian sendiri pada dua belas bulan tersebut, terutama pada empat bulan haram itu.pen) (lihat: tafsir ibnu katsir 4/148)

Semua keutamaan tersebut umum untuk empat bulan mulia yaitu: Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram & Rajab.

Adapun mengenai fenomena yang terjadi di masyarakat kita dengan mengkhususkan amalan-amalan tertentu hanya di bulan Rajab, diantaranya:

1- Do’a Masuk Bulan Rajab
عن أنس بن مالك، رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم كان إذا دخل رجب قال: «اللهم بارك لنا في رجب وشعبان، وبلغنا رمضان»
Artinya: “dari Anas bin Malik –radhiallahu ‘anhu- bahwasanya Nabi –shallallahu ‘alaihi wasallam apabila masuk bulan Rajab beliau berdo’a:”ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab & Sya’ban dan sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan”. (HR.At-Thabrani 1/284).
Do’a ini sangat populer di masyarakat kita, akan tetapi bagaimanakah kedudukan hadits tersebut menurut para ulama hadits?
  • Menurut imam Adz-Dzahabi –rahimahullah-: “dalam sanadnya terdapat Zaidah bin Abirraqqad dan Ziyad An-Namiri, kedua-duanya dhaif”. (Mizanul I’tidal 2/65 ).
  • Menurut imam Ibnu Hajar Al-‘Asqolani –rahimahullah-:”hadits ini dha’if, dan ada isnad yang lain zahirnya kelihatan shahih tapi sebenarnya maudhu’ buatan Abi Barakat”.(Tabyiinul ‘Ajab:19).
  • Menurut syaikh Al-Albani –rahimahullah-:”lemah”. (Dha’iful Jami’: 4/395).
  • Menurut imam An-Nawawi –rahimahullah-: “isnadnya lemah”.(al-Adzkar: 245). 
 2- Mengkhususkan Puasa di Bulan Rajab

- Syaikhul islam Ibnu Taimiyyah –rahimahullah- berkata:
“وأما صوم رجب بخصوصه، فأحاديثه كلها ضعيفة، بل موضوعة، لا يعتمد أهل العلم على شيء منها، وليست من الضعيف الذي يروى في الفضائل، بل عامتها من الموضوعات المكذوبات…”
Adapun shaum khusus di bulan Rajab semua hadis-haditsnya lemah bahkan palsu, tidak dijadikan landasan oleh ahli ‘ilmu, dan tidak termasuk hadits dhaif yang boleh diriwayatkan dalam masalah fadhilah-fadhilah amal. bahkan semuanya termasuk hadits-hadits yang palsu dan dusta…”(Al-Fataawalkubra 2/478).

3- Merayakan Isra’ & Mi’raj
Imam Ibnul-Qayyim –rahimahullah dalam kitabnya “Zaadul ma’aad” menukil jawaban syaikhul islam Ibnu Taimiyyah –rahimahullah- ketika ditanya tentang keutamaan malam Isra & Mi’raj:
“لم يقم دليل معلوم لا على شهرها ولا على عشرها ولا على عينها، بل النقول في ذلك منقطعة مختلفة ليس فيها ما يقطع به…”
tidak ada dalil yang menyebutkan (keutamaan) bulan tersebut, dan tidak ada juga (dalil yang menyebutkan keutamaan) sepuluh hari di bulan tersebut, bahkan tidak ada juga (dalil yang menyebutkan keutamaan) malam isra’ itu sendiri; akan tetapi penukilan-penukilan tersebut terputus & berbeda-beda tidak ada dalil yang qoth’i tentang hal itu…”(Zaadul ma’aad 1/58).

4- Mengkhususkan Bulan Rajab Dengan I’tikaf
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata:
“أما تخصيص رجب وشعبان جميعا بالصوم أو الاعتكاف فلم يرد فيه عن النبي صلى الله عليه وسلم شيء ولا عن أصحابه. ولا أئمة المسلمين…”
adapun mengkhususkan bulan Rajab & Sya’ban dengan shaum atau I’tikaf, maka hal tersebut sama sekali tidak ada sumbernya dari nabi –shallallahu ‘alaihi wasallam dan tidak juga bersumber dari para shahabatnya ataupun dari aimmatul muslimin…”(Majmu’ul Fatawa 25/290).
Itulah di antara amalan-amalan yang populer dilaksanakan oleh sebagian masyarakat dibulan Rajab, padahal tidak ada dalil yang mengkhususkan keutamaan-keutamaan tersebut selain keutamaan empat bulan mulia yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram & Rajab tanpa mengutamakan salah satu dari bulan-bulan tersebut.
Mudah-mudahan kita tidak mudah terkecoh atau tertipu dengan perkataan orang-orang mengenai hal ini, karena landasan kita dalam menerima kebenaran ialah adanya dalil shahih.
Adapun kalau kita melaksanakan ibadah-ibadah sunnah baik itu Shaum Daud, Shaum Senin Kamis, Shaum Ayyamul Biidh, atau melaksanakan I’tikaf, ’umroh, dll tanpa meyakini kekhususan ibadah tersebut di bulan Rajab, atau kita terbiasa melaksanakan ibadah-ibadah tersebut di setiap bulan maka lanjutkanlah. Wallahu a’lam.
Inilah goresan ringkas tentang bulan Rajab, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat buat kami dan para pembaca.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم, والله تعالى أعلم
Ket: *Rajab Mudhar: dinisbahkan kepada qabilah Mudhar karena qabilah Mudhar mengagungkan bulan ini.

Makkah Almukarramah, 1 Rajab 1434 H
Ditulis oleh: Ummu Nawwaf Yusfiani

 *Sumber : cahayaummulquro.com

Yuk Biasakan Berbahasa Positif Pada Anak

Ayah Bunda, bacalah ini...!!! Agar kita mampu berusaha semaksimal mungkin dalam mendidik anak-anak.

Oleh Ecka Pramitha dan Nina
Rusmiati di Preschool On

Haura Dzikriyyah, gadis kecilku yang sudah
berusia 7 tahun ini dari kecil memang terbiasa
bangun kesiangan, alhasil ketika sekolah, butuh
ekstra perhatian untuk membangunkan Haura.

Sampai suatu malam, saat ayah membisikkan
kalimat positif pada Haura: "Haura anak sholihah,
ayah doakan Haura jadi profesor ya, bangun
pagi-pagi ya nak, biar badan segar dan sehat."

Paginya, benar-benar surprised, Haura bangun
sendiri di pagi hari, tanpa harus dibangunkan
ummi. Dia sholat, mandi, makan dan berangkat
sekolah tanpa tergesa-gesa lagi. Ini sudah
berlangsung selama 1 minggu ini, alhamdulillah..

Sebuah kalimat positif yang mengantarkan anak untuk tidur, sekilas sederhana, sepele.. Tapi ternyata masuk ke dalam alam bawah sadar anak.

Saya jadi teringat pernah membaca tentang hebatnya kalimat positif. Mungkin tanpa disadari dalam berkomunikasi sehari-hari dengan anak-anak kita tercinta, kita seringkali menggunakan gaya bahasa yang negatif, seperti: mengancam, "Haura ayo cepet tidur, nanti besok kesiangan". Kejadiannya tiap hari, Haura bangun kesiangan jika tidak dibangunkan ummi.

Gaya bahasa negatif lainnya: menakuti-nakuti, "awas nak, disitu gelap ada kecoa". Hasilnya: anak takut gelap dan kecoa. Lalu meremehkan, "ah, segitu aja masak gak bisa sih.." Harga diri anak terluka, dia pun merasa benar bahwa memang dia tidak bisa melakukan seperti yang diucapkan ibunya. dsb.

Jangan-jangan tanpa kita sadari, kita sering menggunakan gaya bahasa yang diistilahkan sebagai gaya bahasa negatif. Kebalikannya adalah gaya bahasa positif, inilah yang seharusnya kita gunakan dalam komunikasi
sehari-hari dengan anak kita.

Elizabeth Hartley dalam bukunya ?Happy Children Through Positive Parenting? menyatakan bahwa
gaya bahasa negatif mengakibatkan anak stress : merasa terhina, direndahkan, merasa tidak penting, merasa tidak mampu, merasa tidak dihargai dsb.

Selain itu mempengaruhi juga perkembangan anak secara negatif sehingga dapat menghambat anak dalam menggali berbagai potensi diri. Task Force for Personal and Social Responsibilities di Amerika menjelaskan bahwa setiap hari orang mendengarkan 432 kata dan kalimat negatif dan hanya 32 kata dan kalimat positif.

Sebanyak 80 persen kata-kata itu menyakitkan, memberikan dampak psikologis buruk dan tidak memotivasi orang untuk bangkit. Sisanya, orang bertahan meskipun mendengar kata-kata tersebut.

 Oleh karena itu orang tua perlu belajar untuk tidak marah berlebihan apalagi mengancam anak.

Ada beberapa contoh gaya bahasa negatif (GBN) , dampaknya pada anak dan gaya bahasa positif (GBP) yang dapat dilakukan oleh orang tua terhadap anak pra sekolah maupun usia sekolah.

Berikut contoh-contoh tsb :

- Melabel.

GBN : "Kok kamu ini males banget, ya..! Habis main selalu saja berantakan !"

Efek pd anak : anak tumbuh menjadi individu yang juga senang melabel orang lain.

GBP : "Sayang, kalau mainan ini dirapihkan kembali, pasti kamarmu jadi rapi. Ayo bunda bantu !"

____________________________
 
- Penolakan

GBN : "Bunda nggak akan ngajak kamu pergi lagi, soalnya kamu suka rewel dan banyak maunya"

Efek : Anak sulit untuk kooperatif/kerjasama dan sering melakukan penolakan juga.

GBP : "Kamu boleh ikut bunda/ayah belanja ke supermarket, tapi kita hanya beli sayur, buah dan susu saja ya !"

____________________________

 - Merendahkan/tak menghargai.

GBN : "Bunda nggak peduli apa alasan kamu, pokoknya bunda minta habis olah raga atau berenang, bajumu dan perlengkapan olah ragamu harus kembali !"

Efek : Anak suka memaksakan kehendak, selalu merasa paling benar dan tak memiliki kemampuan mengembangkan alternatif atau pilihan lainnya.

GBP : "Apa yang bunda bisa lakukan untuk membantu, agar tiap usai olah raga atau berenang, kamu selalu ingat untuk membawa kembali peralatan olah ragamu ?"

____________________________

 - Mengembangkan perasaan rendah diri.

GBN : "Kalau kamu selalu nakal kaya begini, nanti bunda panggilkan polisi/satpam deh!"

Efek : Anak jadi seseorang yang senang menakut-nakuti atau mengancam.

GBP : "Bunda merasa sedih, bila kamu suka mengerjakan apa yang kamu inginkan, tanpa memberitahu bunda"

____________________________

 - Merendahkan kemampuan anak.

GBN : "Apa sulitnya sih pelajaran Bahasa Indonesia, masa' cuma dapat 60 !"

Efek : Anak akan merendahkan kemampuan orang lain, sulit menghargai usaha baik orang lain,
selalu melihat sisi negatif orang lain.

GBP : "Nak, lain kali nilaimu pasti bagus, asal kamu belajar sebaik mungkin !"

____________________________

- Mengancam anak.

GBN : "Duh sarapan saja susahnya minta ampun. Terserah kamu deh. Nanti kalo di sekolah kamu pingsan, bunda gak mau tahu !"

Efek : anak mempunyai perilaku suka mengancam, melihat sisi negatif dari suatu hal dan perasaan khawatir yang tinggi.

GBP : "Nak, sebelum berangkat sekolah, sebaiknya kamu sarapan dulu. Itu penting, apalagi hari ini kan ada pelajaran olah raga."

____________________________

Seperti nasehat aa Gym : mulailah dari sekarang, mulailah dari yang kecil dan mulailah dari yang terdekat. Yuk, mulai sekarang kita belajar merubah gaya bahasa kita menjadi positif, khususnya pada anak-anak kita. Tiada kata terlambat untuk berubah menjadi lebih baik.

Semangaaaat?

Sumber : artikel di tabloid Nakita dan penelusuran materi di internet

pulsa listrik

News

More on this category

Journal

More on this category

Salurkan Infaq Terbaik Anda Melalui Rekening Kami. Semoga Allah Melipat Gandakan Setiap Harta Yang Anda Infaqkan..  
 Tiada Pagi Hari bagi seorang hamba, melainkan turun pada saat itu dua malaikat, salah satu dari mereka mengatakan : "Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang yang menginfaqkan hartanya". Dan yang kedua mengatakan : "Ya Allah, Berikanlah kepada orang yang enggan berinfaq kerusakan atas hartanya".(HR. Bukhari dan Muslim)

Pendidikan

More on this category »

Keagamaan

More on this category »

Aqidah

More on this category »

Fiqih

More on this category »
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Yayasan Al-Kayis Banten - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website Inspired Wordpress Hack
Proudly powered by Blogger