Headlines News :
handphone-tablet
Home » » Selfie, Eksis tapi Gak Etis!

Selfie, Eksis tapi Gak Etis!

Written By elkayis on Minggu, 08 Februari 2015 | 15.28




Belakangan ini trend remaja tanah air diramaikan dengan fenomena foto selfie. Mulai dari orang biasa hingga para selebriti ternama, semuanya pada ramai-ramai berpose selfie. Tidak hanya di tanah air, bahkan seluruh dunia juga ternyata pada doyan ama yang namanya selfie. Begitu populernya selfie sampai-sampai Kamus Bahasa Inggris Oxford menobatkan kata tersebut sebagai kata yang banyak dicari pada Nopember 2013.


Bagi kamu-kamu yang belum tahu, selfie didefinisikan sebagai foto yang diambil oleh diri sendiri, biasanya dengan smartphone atau webcam dan diunggah ke situs media sosial. Penyebutan pertama selfie sendiri diketahui di sebuah forum online di Australia pada 2002, jauh sebelum teknologi kamera depan iPhone ditemukan dan popularitas media sosial meledak. Namun kini ketika jaman media kamera semakin canggih dan media sosial semakin populer membuat siapa saja dengan mudah mengupload foto pribadinya.


Tak jarang remaja yang mengaku dirinya muslimpun ikut-ikutan latah untuk berpose selfie. Mereka memasang foto-foto yang mereka jepret sendiri dengan berbagai pose. seolah-olah mereka berlomba untuk saling eksis di dunia maya. Maka muncullah para foto model dan artis dadakan yang memenuhi dunia maya. Sebenarnya apa sih yang mereka cari? Menurut Dr. Pamela Rutledge, psikolog dan direktur Psychology Media Research Center mengatakan keinginan untuk mengambil, mengunggah dan mendapatkan ‘likes‘ pada selfie mereka karena dorongan ingin mendapatkan pengakuan dari orang lain. Menurutnya, pengakuan adalah kebutuhan biologis manusia sehingga berbagai cara dilakukan termasuk foto selfie ini.



Foto selfie ini bermacam-macam jenisnya. Ada yang memotret mukanya saja dengan berbagai jenis macam bentuk muka, ada yang monyong, lidah menjulur ke atas bibir, bentuk mringis, dan lain-lain. Ada juga yang memotret stengah badan dengan tangan membentuk huruf ‘v’atau dengan pose yang menggoda lainnya yang tidak sepantasnya ditunjukkan. Apalagi yang paling banyak mengupload foto selfie adalah para wanita yang mereka itu masih muda. Survei yang dilakukan oleh Pew Internet and American Life Project menemukan bahwa 54% pengguna internet telah mengunggah foto asli mereka. Dari jutaan foto yang diunggah, sebagian besar adalah foto diri. Saat ini hampir 62 juta foto selfie diunggah di Instagram, facebook dan twitter.


Sungguh sangat disayangkan sekali jikalau para pemuda-pemudi kita di negeri ini ikut-ikutan latah mengupload foto selfie. Apalagi muslimah yang memakai jilbab juga ada yang dengan mudahnya mengupload foto-foto selfie mereka tanpa takut dengan dosa. Jika foto-foto yang diupload masih sesuai dengan hukum syara itu tidaklah mengapa, akan tetapi jika sampai menimbulkan citra buruk muslimah maka itu yang perlu dihindari. Jika kita ingin eksis dan diakui oleh masyarakat maka kita tidak perlu mengupload foto-foto yang tidak berguna di dunia maya.


Dalam diri manusia memang ada sifat yang khas yakni ingin selalu eksis, dikenal, atau dihormati masyarakat. Sifat tersebut muncul karena manusia memiliki naluri (Gharizah) yakni naluri untuk mempertahankan diri (Gharizatul Baqa). Dengan adanya naluri ini maka seluruh manusia di dunia ini bisa mempertahankan diri dari suatu ancaman yang menimpadirinya. Naluri ini akan terwujud dalam bentuk rasa marah, takut, kesal, malu, ingin dihormati, ingin dihargai dan sebagainya.


Nah, selfie boleh dibilang muncul dari naluri mempertahankan diri (Gharizatul Baqa) itu. Karena pengen diakui tersebut maka orang yang mengupload foto mengharapkan like, komentar, atau pujian dan sebagainya sehingga menambah rasa percaya diri. Selain itu bisa jadi karena dia itu membutuhkan perhatian dari orang lain dan lingkungan sekitar sehingga menunjukkan diri dengan hal itu.


Dalam Islam, diatur bagaimana cara memenuhi naluri tersebut. Maka tidak dibenarkan kita mengekspresikan naluri tersebut dengan semaunya sendiri. Jika kita ingin eksis dan diakui oleh masyarakat maka selfie bukanlah cara yang dibenarkan. Seharusnya kita berkarya nyata sehingga keberadaan kita di masyarakat lebih bermanfaat dibandingkan hanya mengupload foto yang tidak berguna. Mengupload foto selfie itu memang membuat kita eksis tapi bagi muslim itu tidak etis.


Bagi Ummat Islam, maka karya yang sangat mudah dipersembahkan kepada masyarakat adalah dengan mengajak mereka kepada kebaikan (dakwah). Dengan aktivitas dakwah ini maka kita bisa dikenal oleh masyarakat, bukan hanya penduduk bumi yang mengenal kita bahkan penduduk langitpun insya Allah akan mengenal kita. Luar biasa bukan?


Memang segala hal itu butuh yang namanya proses. Jika kita tidak bisa berdakwah, berarti ada satu proses yang harus kita jalani yakni ‘Ngaji’ dan istiqomah. Jika kita sudah mengaji dan istiqomah dengan kegiatan kita tersebut maka sudah dipastikan kita akan bisa berdakwah, sehingga dikenal oleh dunia dan langit. Subhanallah.


So, Mulai saat ini wahai Pemuda Muslim,,

"Say No to Selfie but Say Action to Dakwah...!!". 

Semoga bermanfat.


*sumber : dakwahtibekasi.com
Share this article :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Yayasan Al-Kayis Banten - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website Inspired Wordpress Hack
Proudly powered by Blogger