Headlines News :
handphone-tablet
Home » » Sekilas Tentang Bulan Rajab

Sekilas Tentang Bulan Rajab

Written By elkayis on Rabu, 22 April 2015 | 18.15


Alhamdulillah, tak terasa kita sudah memasuki bulan Rajab yang merupakan salah satu dari empat “ al-asyhuril hurum “ (bulan-bulan mulia), dimana dibulan-bulan ini kita dianjurkan untuk memperbanyak ibadah yang dicontohkan nabi kita Muhammad – shallallahu ‘alaihi wasallam - karena pahalanya akan dilipat gandakan, juga diperintahkan untuk meninggalkan peperangan ( genjatan senjata ) sebagai bentuk penghormatan terhadap bulan-bulan mulia ini ; dan sebagaimana dilipat gandakannya pahala maka dosa-pun dilipat gandakan bagi yang berma’shiat ataupun melakukan amalan-amalan yang tidak ada dasarnya –wal’iyaadzu billah-.

Ke-empat bulan mulia tersebut yaitu: Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. sebagaimana sabda nabi Muhammad –shallallahu ‘alaihi wasallam-:
عن أبي بكرة، عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال: ” إن الزمان قد استدار كهيئته يوم خلق الله السموات والأرض، السنة اثنا عشر شهرا، منها أربعة حرم، ثلاثة متواليات: ذو القعدة، وذو الحجة، والمحرم، ورجب شهر مضر الذي بين جمادى وشعبان “( رواه البخاري 6/83, ومسلم 1/1305 )

Dari Abi bakrah, dari Nabi –shallallahu ‘alaihi wasallam- beliau bersabda: “Sesungguhnya masa itu telah berputar sebagaimana keadaannya disaat Allah menciptakan langit dan bumi, satu tahun itu ada dua belas bulan, diantaranya ada empat bulan mulia, tiga bulan diantaranya berturut-turut yaitu: Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab Mudhar* yaitu antara Jumad dan Sya’ban. (HR.Bukhari 6/83, Muslim 1/1305).

Pendapat para ulama tentang dilipat gandakan-nya pahala dan dosa di bulan-bulan mulia ini berdasarkan firman Allah ta’ala:
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ

Sesungguhnya bilangan bulan disisi Allah ialah dua belas bulan dalam ketetapan Allah diwaktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya terdapat empat bulan haram, itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kalian menganiaya diri kalian sendiri pada bulan-bulan tersebut.” (QS. At-taubah:36)

Imam Ibnu Katsir –rahimahullah- menafsirkan bahwa dhomir “فيهن” dalam firman Allah “فلا تظلموا فيهن أنفسكم” itu kembali pada empat bulan haram, karena pada empat bulan tersebut dosa-dosa dilipat gandakan. (jadi arti bebasnya kurang lebih: maka janganlah kalian menganiaya diri kalian sendiri pada empat bulan haram tersebut.pen).

Kemudian beliau menukil perkataan Qotadah –radhiallahu ‘anhu-:”sesungguhnya kedzaliman yang dilakukan pada bulan haram lebih besar dosanya dibanding kedzoliman yang dilakukan pada bulan-bulan selainnya, walaupun kedzoliman itu perkara yang besar dalam setiap keadaan akan tetapi Allah membesarkan sesuatu (di waktu-waktu tertentu) sebagaimana yang Dia kehendaki”.

Dan beliau juga menyebutkan perkataan Ali bin Abi Thalhah dari Ibnu Abbas (radhiallahu ‘anhuma) bahwa dhamir tersebut kembali pada semua bulan (dua belas bulan) kemudian dikhususkan empat bulan mulia dari dua belas bulan tersebut, dan Allah agungkan kemuliaannya dengan dijadikan dosa yang dilakukan pada bulan-bulan tersebut berlipat ganda sebagaimana dilipat gandakan pula pahala amal shaleh.(jadi artinya kurang lebih: maka janganlah kalian menganiaya diri kalian sendiri pada dua belas bulan tersebut, terutama pada empat bulan haram itu.pen) (lihat: tafsir ibnu katsir 4/148)

Semua keutamaan tersebut umum untuk empat bulan mulia yaitu: Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram & Rajab.

Adapun mengenai fenomena yang terjadi di masyarakat kita dengan mengkhususkan amalan-amalan tertentu hanya di bulan Rajab, diantaranya:

1- Do’a Masuk Bulan Rajab
عن أنس بن مالك، رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم كان إذا دخل رجب قال: «اللهم بارك لنا في رجب وشعبان، وبلغنا رمضان»
Artinya: “dari Anas bin Malik –radhiallahu ‘anhu- bahwasanya Nabi –shallallahu ‘alaihi wasallam apabila masuk bulan Rajab beliau berdo’a:”ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab & Sya’ban dan sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan”. (HR.At-Thabrani 1/284).
Do’a ini sangat populer di masyarakat kita, akan tetapi bagaimanakah kedudukan hadits tersebut menurut para ulama hadits?
  • Menurut imam Adz-Dzahabi –rahimahullah-: “dalam sanadnya terdapat Zaidah bin Abirraqqad dan Ziyad An-Namiri, kedua-duanya dhaif”. (Mizanul I’tidal 2/65 ).
  • Menurut imam Ibnu Hajar Al-‘Asqolani –rahimahullah-:”hadits ini dha’if, dan ada isnad yang lain zahirnya kelihatan shahih tapi sebenarnya maudhu’ buatan Abi Barakat”.(Tabyiinul ‘Ajab:19).
  • Menurut syaikh Al-Albani –rahimahullah-:”lemah”. (Dha’iful Jami’: 4/395).
  • Menurut imam An-Nawawi –rahimahullah-: “isnadnya lemah”.(al-Adzkar: 245). 
 2- Mengkhususkan Puasa di Bulan Rajab

- Syaikhul islam Ibnu Taimiyyah –rahimahullah- berkata:
“وأما صوم رجب بخصوصه، فأحاديثه كلها ضعيفة، بل موضوعة، لا يعتمد أهل العلم على شيء منها، وليست من الضعيف الذي يروى في الفضائل، بل عامتها من الموضوعات المكذوبات…”
Adapun shaum khusus di bulan Rajab semua hadis-haditsnya lemah bahkan palsu, tidak dijadikan landasan oleh ahli ‘ilmu, dan tidak termasuk hadits dhaif yang boleh diriwayatkan dalam masalah fadhilah-fadhilah amal. bahkan semuanya termasuk hadits-hadits yang palsu dan dusta…”(Al-Fataawalkubra 2/478).

3- Merayakan Isra’ & Mi’raj
Imam Ibnul-Qayyim –rahimahullah dalam kitabnya “Zaadul ma’aad” menukil jawaban syaikhul islam Ibnu Taimiyyah –rahimahullah- ketika ditanya tentang keutamaan malam Isra & Mi’raj:
“لم يقم دليل معلوم لا على شهرها ولا على عشرها ولا على عينها، بل النقول في ذلك منقطعة مختلفة ليس فيها ما يقطع به…”
tidak ada dalil yang menyebutkan (keutamaan) bulan tersebut, dan tidak ada juga (dalil yang menyebutkan keutamaan) sepuluh hari di bulan tersebut, bahkan tidak ada juga (dalil yang menyebutkan keutamaan) malam isra’ itu sendiri; akan tetapi penukilan-penukilan tersebut terputus & berbeda-beda tidak ada dalil yang qoth’i tentang hal itu…”(Zaadul ma’aad 1/58).

4- Mengkhususkan Bulan Rajab Dengan I’tikaf
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata:
“أما تخصيص رجب وشعبان جميعا بالصوم أو الاعتكاف فلم يرد فيه عن النبي صلى الله عليه وسلم شيء ولا عن أصحابه. ولا أئمة المسلمين…”
adapun mengkhususkan bulan Rajab & Sya’ban dengan shaum atau I’tikaf, maka hal tersebut sama sekali tidak ada sumbernya dari nabi –shallallahu ‘alaihi wasallam dan tidak juga bersumber dari para shahabatnya ataupun dari aimmatul muslimin…”(Majmu’ul Fatawa 25/290).
Itulah di antara amalan-amalan yang populer dilaksanakan oleh sebagian masyarakat dibulan Rajab, padahal tidak ada dalil yang mengkhususkan keutamaan-keutamaan tersebut selain keutamaan empat bulan mulia yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram & Rajab tanpa mengutamakan salah satu dari bulan-bulan tersebut.
Mudah-mudahan kita tidak mudah terkecoh atau tertipu dengan perkataan orang-orang mengenai hal ini, karena landasan kita dalam menerima kebenaran ialah adanya dalil shahih.
Adapun kalau kita melaksanakan ibadah-ibadah sunnah baik itu Shaum Daud, Shaum Senin Kamis, Shaum Ayyamul Biidh, atau melaksanakan I’tikaf, ’umroh, dll tanpa meyakini kekhususan ibadah tersebut di bulan Rajab, atau kita terbiasa melaksanakan ibadah-ibadah tersebut di setiap bulan maka lanjutkanlah. Wallahu a’lam.
Inilah goresan ringkas tentang bulan Rajab, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat buat kami dan para pembaca.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم, والله تعالى أعلم
Ket: *Rajab Mudhar: dinisbahkan kepada qabilah Mudhar karena qabilah Mudhar mengagungkan bulan ini.

Makkah Almukarramah, 1 Rajab 1434 H
Ditulis oleh: Ummu Nawwaf Yusfiani

 *Sumber : cahayaummulquro.com
Share this article :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Yayasan Al-Kayis Banten - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website Inspired Wordpress Hack
Proudly powered by Blogger